TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 akan tetap kuat. “Didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 16 Maret 2023.
Konsumsi rumah tangga, kata Perry Warjiyo, diperkirakan makin kuat sejalan dengan peningkatan mobilitas di seluruh wilayah, penjualan eceran, dan membaiknya keyakinan konsumen. Investasi juga solid, ditopang penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA).
Adapun prospek permintaan domestik yang meningkat, menurut Perry, juga dipengaruhi dampak lanjutan perbaikan ekspor. Ekspor barang dan jasa diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya seiring perbaikan prospek ekonomi global.
“Perkembangan hingga Februari 2023 menunjukkan ekspor non-migas Indonesia tumbuh tinggi, termasuk dari peningkatan ekspor batu bara, bijih logam, dan CPO (crude palm oil atau minyak kelapa sawit) ke Cina,” tutur Perry.
Selain itu, Perry menambahkan, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara diperkirakan juga meningkat. Secara spasial, prospek ekspor yang lebih baik mendukung prospek ekonomi di wilayah Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua yang lebih tinggi.
Berdasarkan lapangan usaha, Perry Warjiyo berujar, prospek sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta transportasi dan pergudangan diperkirakan tumbuh kuat. “Dengan berbagai perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen,” ucap Perry Warjiyo.
Selanjutnya: Secara global, BI memperkirakan ...